Senin, 11 Mei 2020

WIRAUSAHA PENGOLAHAN MAKANAN INTERNASIONAL DARI BAHAN PANGAN NABATI DAN HEWANI


Di era globalisasi saat ini, kita semakin mudah menjumpai makanan internasional yang beragam jenis, bentuk, dan rasanya. Makanan intenasional tersebit dapat dijadikan peluang usaha. Indonesia kaya akan berbagai jenis pangan, baik nabati maupun hewani, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis makanan internasional baik yang asli maupun yang sudah dimodifikasi supaya sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia atau menjadi masakan baru.
A.      Perencanaan Usaha Makanan Internasional
1.      Ide dan Peluang Usaha
Di era globalisasi ini interaksi manusia antarnegara menjadi semakin tinggi. Banyak warga negara asing yang berkunjung atau menetap di suatu negara. Bagi warga negara asing yang hidup di negeri lain tentu saja tentu saja merindukan masakan khas negaranya untuk bisa menikmati di tempat tinggal mereka saat ini. Demikian juga penduduk aslinya. Mereka juga memiliki rasa ingin tahu besar untuk dapat menikmati masakan dari negara lain dan ini menjadi peluang usaha yang potensial.
Sebelum memulai usaha makanan internasional, ada beberapa hal yang harus diperhatikanm di antaranya sebagai berikut.
a.       Tentukan jenis makanan internasional yang akan dibuat.
b.      Mengolah makanan dengan tepat
c.       Gunakan bumbu yang tepat.
d.       Carilah lokasi yang tepat.
e.       Tentukan harga yang bersaing.
f.        Berikan pelayanan prima.
g.      Konsisten dalam pelayanan.
2.      Sumber daya yang dibutuhkan dalam usaha makanan internasional
Dalam melaksanakan wirausaha makanan internasional sumber daya yang dibutuhkan di antaranya berikut ini.
a.      Faktor produksi alam
Faktor produksi alam adalah segala sesuatu yang tersedia di alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk melaksanakan produksi. Faktor produksi alam yang digunakan untuk usaha makanan internasional adalah air, tanah, iklim dan udara, serta tumbuh-tumbuhan dan hewan.
b.      Faktor produksi tenaga kerja
Faktor tenaga kerja adalah segala kemampuan yang dimiliki manusia, baik jasmani maupun rohani yang digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi tenaga kerja yaitu sebagai berikut.
1)  Tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan fisik berupa keterampilan dan pelaksana.
2)   Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kemampuan intelektual dalam melakukan aktivitasnya, contohnta manager pemasaran.
c. Faktor produksi modal adalah setiap benda atau alat yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa ataupun dapat digunakan dalam proses produksi.
d.      Faktor produksi kewirausahaan
Faktor produksi kewirausahaan adalag faktor produksi yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan dalam menentukan faktor-faktor produksi.
Seorang wirausahawan harus memiliki keahlian sebagai berikut.
1)   Keahlian memimpin (managerial skill) adalah keahlian yang perlu dimiliki seorang wirausahawan dalam memimpin usaha makanan internasional.
2)   Keahlian teknologi (technological skill) adalah keahlian yang bersifat teknis ekonomis yang diperlukan wirausahawan dalam melakukan kegiatan ekonomi terutama dalam produksi makanan internasional.
3)   Keahlian organisasi (organization skill) adalah keahlian yang perlu dimiliki seorang wirausahawan untuk mengatur berbagai usaha dalam usaha makanan internasional baik ke dalam maupun ke luar.
Jiwa kewirausahawan bukan merupakan kemampuan yang sudah jadi, artinya seorang wirausahawan membutuhkan proses dan waktu agar jiwa kewirausahaan sungguh-sungguh tertanam dalam dirinya. Berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan untuk membina kewirausahaan.
1)   Membuat program kerja (perencanaan) yang jelas dan tepat.
2) Mengadakan pengorganisasian (pengaturan) dan pengawasan yang ketat terhadap faktor-faktor produksi.
3) Memberikan jaminan kesejahteraan yang memadai terhadap para karyawan agar mereka mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
3.      Perencanaan pemasaran usaha makanan internasional
Langkah awal sebelum memulai sebuah usaha makanan internasional adalah menentukan segmentasi pasar, harus jeli menciptakan inovasi menu makanan maupun minuman yang sesuai dengan segmen konsumen. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan segmentasi pasar yaitu, lokasi usaha dan harga jual.
4.      Penyusunan proposal makanan internasional
Seseorang yang akan memulai usaha makanan internasional sebaiknya membuat perencanaan yang disusun dalam sebuah proposal. Isi proposal meliputi penjelasan tentang:
a.       visi dan misi,
b.      tujuan kegiatan usaha,
c.       maksud kegiatan usaha,
d.      profil usaha makanan internasional,
e.       strategi pasar,
f.        analisis SWOT sebagai kelayakan usaha,
g.      proses produksi.
B.       Penerapan Sistem Produksi Makanan Internasional Berdasarkan Daya Dukung Daerah
1.      Pengertian dan  karakteristik makanan internasional
Makanan internasional adalah makanan yang sumber-sumber bahan makanannya beraasal dari negara tersebut dan mempunyai karakter makanan khas negara tersebut. Masakan internasional dibagi menjadi dua, yakni masakan kontinental dan makanan oriental.


a.      Masakan kontinental
Makanan kontinental merupakan makanan dari Benua Eropa dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1)  Eropa Barat (Prancis, Belgia, Swiss, Belanda, dan Jerman) memiliki selera makan yang sama. Bumbu yang sering digunakan adalah merica dan garam
2)   Eropa Timur (Chekoslovakia, Hongaria, Yugoslavia, Yunani, Romawi, dan Rumania) mempunyai selera makan yang menggunakan masakan berbumbu tajam dari rempah-rempah seperti lada.
3) Eropa Selatan (Italia, Portugal, Spanyol) selera makan pada umumnya menyukai makanan yang berbumbu atau beraroma tajam, yaitu pala, lada, dan kayu manis.
Masakan kontinental biasanya menggunakan bumbu-bumbu instan atau bumbu siap pakai berupa bumbu kering. Bumbu yang banyak digunakan orang Eropa adalah herbal dan garam, dan tidak menyukai vetsin. Teknik pengolahannya pun mudah, singkat atau cepat. Susunan makanan utama merupakan satu rangkaian yang terdiri atas protein hewani, makanan pokok, dan sayuran. Protein hewani biasanya menggunakan daging merah, makanan pokok yang digunakan adalah kentang. Porsi karbohidrat lebih sedikit daripada protein hewani, sehingga protein hewani sebagai makanan utama lebih banyak dari makanan pokok.
Susunan menu makanan kontinental kontinental terdiri dari berbagai macam makanan yang dimakan secara bergiliran disebut courses (korsis). Saat susunan makanan kontinental disusutkan menjadi empat giliran yaitu appetizer (makanan pembuka), soup (sup), main course (makanan/sajian utama), dan dessert (makanan penutup).
Menurut macamnya, jenis menu terdiri atas.
1)      Ala carte, yaitu pemesanan menu makanan menurut yang tercantum pada suatu kartu meni lengkap dengan harganya.
2)   Table D’hote, yaitu pemesanan makakan yang telah disusun lengkap menurut urutan harga.
3)      Chef recommendation atau chef suggestion, yaitu susunan menu yang dianjurkan oleh kepala dapur, dibuat lebih menarik untuk mengalihkan menu a la carte yang mungkin membosankan. Menu ini tidak tercantum dalam menu a la carte.
4) Specialite de la maison adalah susunan menu atau masakan yang menjadi keistimewaan dari suatu usaha makanan internasional hingga menjadi terkenal oleh makanan tersebut.
b.      Masakan oriental
Masakan oriental merupakan jenis masakan yang berasal dari negara kepulauan daerah Asia seperti Indonesia, Tiongkok, Jepang, India, Korea, Arab, Pakistan dan negeri timur lainnya. Masakan oriental adalah perpaduan beberapa masakan di Asia yang mudah dikenali dari tampilan, aroma, dan rasanya karena masakan oriental selalu menggunakan bumbu utama seperti bawang putih, kecap asim, kecap ikan, saus tiram, saus tomat, minyak wijen, ang chiu, dan lain-lain.
Masakan oriental selalu dihidangkan sebagai makanan pokok seperti nasi, mie, ataupun jagung, sehingga lebih banyak mengandung karbohidrat daripada protein hewani dan nabati. Masakan oriental cukup variative dalam menggunakan bahan makanan dari mulai sayur-sayuran, daging-dagingan seperti daging sapi dan daging ayam, serta berbagai seafood  yang diolah dibakar maupun digoreng.
Karakteristik masakan beberapa negara oriental beberapa negara sebagai berikut.
1)      Masakan Cina
Makanan pokok bangsa Tiongkok adalah nasi yang dihidangkan dengan lauk pauk. Sebagai pengganti nasi biasanya digunakan mie atau bihun. Bahan yang banyak dipakai untuk lauk pauk adalah daging babi, unggas, telur, dan hasil laut yang dikenal dengan seafood. Sayurannya adalah rebung, sawi, kol, kembang kol, wortel, kapri, tahu, dan jamur. Bumbu penyedap utama adalam macam-macam kecap, saos tiram, vetsin, bawang putih, minyak babi, minyak wijen, minyak kacang, dan minyak ayam. Masakan yang berkuah selalu dihidangkan dalam mangkok, dan menggunakan alat makan seperti sumpit.
Di bawah ini adalah salah satu contoh masakan cina yang terbuat dari protein nabati.

Gambar 1. Mapo Tahu (Sumber: https://www.maangchi.com/)
2)      Masakan Jepang
Masakan Jepang banyak dipengaruhi oleh masakan Cina dan Korea. Ciri khas negara ini adalah menggunakan bahan mentah ikan atau ayam sebagai hidangan yang dikenal dengan suhshi dan sashimi. Susunan makana Jepang dipengaruhi oleh susunan makanan Amerika di mana sellau dihidangkan dulu semacam selada atau sop (appetizer), kemudian makanan pokok dan dessert. Sop dihidangkan dalam mangkok Bersama sendok atau sendok bebek, kemudian menyusul hidangan lain bersama sedikit nasi yang dimakan dengan sumpit. Makanan Jepang yang terkenal antara lain sukiyaki, tempura, dan yakitori. Bumbu yang banyak dipakai antara lain bawang putih, jahe, lada, macam-macam kecap, shoyu, mirin, sake, vetsin, cuka, dan mustar. Makanan Jepang juga menggunakan berbagai macam jamur. Di bawah ini makanan Jepang yang sangat hits.

Gambar 2. Ramen dan Onigiri
3)      Masakan India, Arab, dan Pakistan
Makanan pokok bangsa Arab, India, dan Pakistan adalah nasi dan macam-macam roti yang dimakan dengan lauk pauk seperti gule dan kari. Kambing guling atau daging panggang dan kebab adalah makanan yang paling terkenal. Di India bagian utara dan Pakistan makanan pokoknya adalah sebangsa roti yang dibuat dari tepung gandum dan air tanpa ragi.  Di India selatan, makanan pokoknya adalah nasi yang dimakan dengan lauk pauk daging ayam, telur, dan hasil laut. Selain itu, digunakan juga kacang-kacangan dan chutney (selai gurih). Salah satu bumbu yang populer adalah kari. Dalam makanannya juga dipergunakan minyak samin, yaitu minyak unta untuk menggoreng atau menumis. Selain itu digunakan pula yoghurt dan kue atau manisan sebagai pencuci mulut. Berikut ini makanan yang populer di India yaitu nasi briyani.

Gambar 3. Nasi Briyani
(Sumber: shoppe.id)
4)      Masakan Filipina
Makanan pokok bangsa Filipina terdiri dari nasi yang dimakan dengan lauk pauk ikan dan merupakan perpaduan masakan Timur dan Barat. Pengaruh Amerika terutama terlihat pada makanan penutup (dessert) berupa puding, ice cream, dan buah-buahan. Masakannya pun banyak menggunakan kelapa dan santan. Bahan makanan lain yang dipakai untuk lauk pauk adalah daging babi, ayam, telur, daging sapi, dan hasil laut.

Gambar 4. Kare-kare
2.      Teknik pengolahan
a.       Teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat cooking)
Merupakan teknik pengolahan bahan makanan dengan bantuan cairan. Cairan dapat berupa kaldu (stock), air, susu, santan, dan bahan lainnya.
Tekniknya adalah sebagai berikut
1)    Teknik boiling, yaitu mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih.
2)   Teknik poaching, yaitu merebus bahan makanan di bawah titik didih dengan jumlah cairan yang terbatas pada suhu 83–95oC.
3)    Teknik braising, yaitu teknik merebus bahan makanan dengan cairan sedikit, kira-kira setengah dari jumlah bahan yang akan direbus, dan bahan yang direbus harus dipotong rapi dan sama besar.
4)   Teknik stewing (menggulai) adalah mengolah bahan makanan yang ditumis bumbunya kemudian direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api sedang. Cairan yang digunakan yaitu susu, santan, dan kaldu.
5) Teknik steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidik atau dengan cara dikukus.
6)    Teknik simmering (merebus dengan api kecil) adalah teknik memasak bahan makanan dengan saus atau bajan cair lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan di bawah titik didih dan direbus lama pada suhu 85–96oC.
7) Teknik blanching adalaj memasak makanan dengan cepat pada suhu yang tinggi menggunakan minyak panas. Tujuan blanching adalah membuang kulit atau bagian luar yang tidak diperlukan, memudahkan membuang kotoran yang melekat pada bahan, membuat tekstur bahan makanan menjadi lebih kental, dan menghentikan reaksi enzim makanan.
b.      Teknik pengolahan panas kering (dry heat cooking)
Merupakan teknik mengolah makanan tanpa bantuan cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting, baking, dan grilling.
1)  Deep frying adalah metode menggoreng dengan minyak berjumlah banyak sehingga semua bagian makanan yang digoreng terendam di dalam minyak panas.
2) Shallow frying adalah teknik memasak bahan makakan dalam jumlah kecil menggunakan sedikit lemak dalam wajan datar dengan suhu 150–170oC.
3)     Roasting adalah teknik memasak dalam oven atau pemanggang dengan menggunakan lemak atau minyak yang sedikit. Bahan makanan yang biasanua di-roasting adalah daging, unggas, dan beberapa jenis sayuran. Bahan makanan dipanggang dalam oven bersuhu 227–235oC.
4)  Baking adalah cara memasak makanan dengan menggunakan oven tanpa menggunakan minyak atau air. Teknik ini biasanya digunakan untuk memasak produk pastry dan roti.
5)    Grilling adalah proses memasak bahan makanan dengan menggunakan panas api yang tinggi dan langsung.
3.      Bahan kemas olahan makanan internasional
Kemasan adalah kegiatan penempatan produksi ke dalam wadah dengan segala jenis material lainnya yang dilakukan oleh produsen untuk disampaikan kepada konsumen. Fungsi kemasan adalah perlindungan produk  dalam sistem distribusi dan agar bertahan lama jika disimpan dalam waktu yang lama.
Persyaratan yang harus dalam fungsi kemasan adalah sebagai berikut.
a.  Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan, dan penyusunan/penumpukan.
b.      Kemampuan melindungi isinya dari berbagai resiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingim, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
c.   Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen, warna dan bentuk harus menarik perhatian konsumen.
d.   Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat, dan tempat tujuan pemesanan.
e.       Mempunyai ukuran, bentuk, dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.

Dalam rangka mememnuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat berikut.
a.       Permeable terhadap udara
b.      Bersifat nontoksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia)
c.       Kedap air (mampu menahan air atau kelembapan udara sekitar)
d.      Kuat dan tidak mudah bocor
e.       Relatif tahan terhadap panas.
f.        Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.
Cara-cara pengemasan berhubungan erat dengan kondisi produk yang dikemas serta cara transportasi. Kemasan dapat digolonglan berdasarkan beberapa hal berikut.
a.       Frekuensi pemakaian
1)   Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, dan makanan kaleng.
2)   Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip), seperti beberapa jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap.
3)   Kemasan yang tidak dibuang (semi disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah seyelah dipakai dan dapat digunakan untuk menyimpan bahan makanan lain.
b.      Struktur sistem kemas berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan.
1)      Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dan bungkus tempe).
2)  Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempem dan lain sebagainya.
3)  Kemasan tersier dan kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder, dan tersier.
c.       Sifat kekakuan bahan kemas.
1)  Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, dan foil.
2)   Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam.
3)   Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel atau kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta
d.      Sifat perlindungan terhadap lingkungan
1)   Kemasan hermetik, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.
2)   Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas, dan foil.
3)   Kemasan tahan suhu tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.
e.       Tingkat kesiapan pakai
1)     Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
2)   Wadah siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
3)      Kemasan fleksibel.
4.      Teknik pengemasan makanan internasional
Seiring dengan berkembangnya berbagai bahan untuk membuat kemasan produk makanan, sekarang ini keamanan kemasan produk mulai diperhatikan oleh konsumen. Konsumen sekarang lebih mementingkan bahan baku kemasan, keamanan dari kemasan produk yang sehat. Berikut ini adalah contoh kemasan produk makanan.



Gambar 5. Kemasan Bento



Gambar 6. Kemasan Pizza

Agar kemasan produk khususnya makanan dapat berfungsi dengan baik, maka bahan membuat kemasan produk makanan seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut.
a.       Tidak beracun.
b.      Kedap udara.
c.       Kedap air.
d.      Mudah dibuka dan ditutup.
e.       Antimikroba.
f.        Mudah dibuang.
g.      Mencegah kebocoran produk.
h.      Tidak merusak lingkungan.
i.        Cocok dengan produk yang dicegah.
j.        Memenuhi kebutuhan ukuran, berat, dan bentuk.

C.      Menghitung Titik Impas (Break Even Point) Usaha Makanan Internasional
Break Even Point adalah suatu keadaan di mana dalam suatu kegiatan usaha, seorang wirausahawan tidak mendapat untung maupun rugi atau bisa disebut impas. Dalam penentuan titik impas perlu diketahui terlebih dahulu hal-hal berikut ini agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat.
1.    Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu periode.
2.    Kapasitas produksi yang tersedia atau yang mungkin dapat ditingkatkan.
3.    Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.
Wirausahawan makanan internasional harus jeli dalam menetapkan harga jual. Perlu strategi yang jitu dalam menentukan harga jual. Ada beberapa strategi dalam menentukan harga sehingga harga yang ditawarkan bisa diterima para pembeli.
1.    Menentukan harga jual biaya produksi
Cara ini sangat mudah dan paling disenangi oleh wirausahawan, yaitu dengan menghitung berapa total biaya yang dikeluarkan ditambahkan dengan margin keuntungan yang diinginkan, maka itulah harga jual produk tersebut. Contoh, misalkan total biaya produksi adalah Rp20.000,00. Kemudian ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkan sekitar 20%, maka harga jual produk tersebut  Rp20.000,00 + (Rp20.000,00 x 20%) = Rp24.000,00

2.    Menentukan harga jual berdasarkan kompetisi
Cara kedua ini bisa dipakai oleh wirausahawan yang baru mau bergabung memulai usaha. Cara ini dilakukan dengan membandingkan harga jual kompetitor sebelum memutuskan usaha menetapkan harga jual produknya. Bisasanya harga jual priduk baru lebih murah dari produk sejenis yang telah ada sebelumnya.
3.    Menentukan harga jual berdasarkan tujuan khusus
Strategi terakhir dengan menggunakan tujuan khusus, yakni tujuan yang ingin dicapai dari harga jual tersebut. Apakah sekedar meningkatkan jumlah penjualan, mendongkrak citra produk, atau karena hal lain.
Suatu usaha dikatakan layak, jika BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat in dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini. BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung menggunakan rumus berikut.

 


 D.      Promosi Produk Hasil Usaha Makanan Internasional
Promosi adalah untuk memberitahukan, menginformasikan, menawarkan, membujuk, atau menyebarluaskan suatu produk atau jasa kepada calon konsumen dengan tujuan agar calon konsumen tersebut pada akhirnya dapat melakukan pembelian.
Untuk mengomunikasikan produk perlu disusun strategi yang disebut dengan strategi promosi yang terdiri dari empat komponen utama, yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan tatap muka
1.      Periklanam (Advertising)
Merupakan sebuah bentuk komunikasi nonpersonal yang harus memberikan imbalan/pembayaran kepada sebuah organisasi ayau dengan menggunakan media massa. Adapun media yang biasa digunakan adalah televisi, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain.
2.      Promosi penjualan (sales promotion)
Merupakan insentif jangka pendek untuk meningkatkan penjualan suatu produk atau jasa di mana diharapkan pembelian dilakukan sekarang juga. Wujud nyata kegiatan promosi penjualan misalnya adalah obral, pemberian kupon, pemberian contoh produk, dan lain-lain.
3.      Penjualan tatap muka (personal selling)
Merupakan sebuah proses dimana para pelanggan diberi informasi dan penjelasan untuk membeli produk-produk melalui komunikasi secara personal dalam suatu situasi agar pelanggan tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.
4.      Publisitas atau hubungan masyarakat
Merupakan bentuk komunikasi nonpersonal dalam bentuk berita sehubungan dengan organisasi tertentu atau tentang produk-produknya yang ditransmisi melalui perantara media massa dan tidak dipungut biaya sama sekali tetapi bukan juga cuma-cuma.
Beberapa tujuan utama mempromosikan sebuah produk, sebagai berikut.
a.       Memberikan daya tarik khusus bagi para pelanggan.
b.      Meningkatkan angka penjualan.
c.       Membangun royalitas konsumen.
Adapun beberapa manfaat dari adanya kegiatan promosi, antara lain:
a.       Mengetahui produk yang diinginkan para konsumen.
b.      Mengetahui tingkat kebutuhan konsumen akan suatu produk.
c.       Mengetahui cara pengenalan dan penyampaian produk hingga sampai ke konsumen.
d.      Mengetahui harga yang sesuai dengan kondisi pasaran.
e.       Mengetahui strategi promosi yang tepat kepada para konsumen.
f.        Mengetahui kondisi persaingan pasar dan cara mengatasinya.
g.      Menciptakan citra sebuah produk dengan adanya promosi.
Beberapa teknik promosi yang dapat dilakukan, sebagai berikut.
1.      Memberikan kupon (coupuns)
Teknik ini diberikan untuk mengurangi harga untuk pembelian produk yang dapat diselipkan pada iklan di majalah atau koran. Kupon agar efektif sebaiknya memberikan potongan harga 15% sampai 20%
2.      Price-off deals/discount (potongan harga)
Teknik ini diberikan untuk memberikan potongan harga langsung di tempat pembelian, biasanya diskon berkisar dari 10% - 25%.
3.      Premium and advertising specialities (promosi spesial)
Teknik ini dilakukan untuk memberikan harga relatif lebih rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu.
4.      Contest and sweepstakes (kontes dan undian)
Teknik promosi yang dilakukan dengan memberikan hadiah berupa tawaran kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan atau barang-barang karena membeli sesuatu. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kontes tentang membuat jingle atau logo produk makanan intenasional yang akan dibuat.
5.      Sampling and trial offers (pemberian contoh produk)
Merupakan Teknik penawaran graris untuk sejumlah produk atau jasa. Sampel itu dapat dikirim dari rumah ke rumah, dikirim lewat pos, diambil di took, disertakan pada produk lain atau dipajang dalam suatu penawaran iklan. Pemberian sampel adalah cara yang paling efektif dan paling mahal untuk memperkenalkan produk baru. Beberapa teknik yang dapat dipergunakan pada sampling, antara lain:
a.       In-store sampling, yaitu pemberian contoh produk di dalam took
b.   Door-to-door sampling, yaitu pemberian contoh produk dengan mendatangi konsumen satu per satu. Teknik ini lumayan mahal karena besarnya biaya tenaga kerja, namun lebih efektif.
c.    Mail sampling, yaitu mengirimkan contoh produk melaui jasa pos.
d.      Newspaper sampling, yaitu pengiriman contoh produk melalui surat kabar.
e.    On-package sampling, yaitu teknik dimana contoh barang disisipkan pada kemasan produk lain, sangay berguna untuk brands targeted. Contohnya pembelian makanan utama berhadiah ice cream.
f.    Mobile sampling, yaitu membawa keluar logo untuk menghiasi mal, area rekreaksi, pekan raya, dan pusat pembelajaan.
g.  Brand (product) placement adalah teknik promosi untuk mencapai pasar dengan memasukkan produk pada sebuah acara televisi atau film.
h.   Rebates (rabat/tawaran pengembalian tunai), yaitu memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi. Konsumen mengirimkan bukti pembelian tertentu kepada produsen, yang dikenal dengan pembelian beli tiga gratis satu.
i.  Frequency (countinuity) programs, yaitu teknik promosi yang mengarah kepada program-program berkelanjutan, seperti menawarkan konsumen diskon atau hadiah produk gratis untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam pembelian atau langganan dari merk atau perusahaan yang sama.
j.   Event sponsorhip, yaitu menjadi sponsor pada suatu kegiatan besar yang banyak didatangi konsumen, seperti konser musik, acara amal, dan balap mobil atau motor.  
E.       Laporan Kegiatan Usaha Makanan Internasional
Laporan adalah segala sesuatu, baik itu peristiwa ataupun kegiatan yang dilaporkan dan dapat berbentuk lisan maupun tertulis berdasarkan fakta atau peristiwa yang terjadi. Laporan kegiatan makanan internasional yang dibuat bermanfaat untuk:
1.  membantu wirausaha untuk mengembangkan usaha dan menguji strategi dan hasil yang diharapkan dari sudut pandang pihak lain (investor);
2.      membantu wirausaha untuk berpikir kritis dan objek atas bidang usaha yang akan dijalankan;
3.      sebagai alat komunikasi dalam memaparkan dan meyakinkan gagasan kepada pihak lain;
4.      membantu meningkatkan keberhasilan para wirausaha.


DAFTAR PUSTAKA
Eri Dwi Astuti. ____. Modul Pengayaan Prakarya dan Kewirausahaan Untuk SMA/MA Semester Genap. Surakarta: CV Grahadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makanan Tradisional Khas Kalteng yang dimodifikasi

Gambar 1. Oseng Lantar/Sulur Berbagai jenis makanan tradisional khas Kalimantan Tengah beraneka ragam, baik berbahan nabati dan hewani. Bebe...