Di era globalisasi saat
ini, kita semakin mudah menjumpai makanan internasional yang beragam jenis,
bentuk, dan rasanya. Makanan intenasional tersebit dapat dijadikan peluang
usaha. Indonesia kaya akan berbagai jenis pangan, baik nabati maupun hewani,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis makanan internasional
baik yang asli maupun yang sudah dimodifikasi supaya sesuai dengan lidah
masyarakat Indonesia atau menjadi masakan baru.
A. Perencanaan
Usaha Makanan Internasional
1. Ide
dan Peluang Usaha
Di era globalisasi ini
interaksi manusia antarnegara menjadi semakin tinggi. Banyak warga negara asing
yang berkunjung atau menetap di suatu negara. Bagi warga negara asing yang
hidup di negeri lain tentu saja tentu saja merindukan masakan khas negaranya
untuk bisa menikmati di tempat tinggal mereka saat ini. Demikian juga penduduk
aslinya. Mereka juga memiliki rasa ingin tahu besar untuk dapat menikmati
masakan dari negara lain dan ini menjadi peluang usaha yang potensial.
Sebelum memulai usaha
makanan internasional, ada beberapa hal yang harus diperhatikanm di antaranya
sebagai berikut.
a. Tentukan
jenis makanan internasional yang akan dibuat.
b. Mengolah
makanan dengan tepat
c. Gunakan
bumbu yang tepat.
d. Carilah lokasi yang tepat.
e. Tentukan
harga yang bersaing.
f.
Berikan pelayanan prima.
g. Konsisten
dalam pelayanan.
2. Sumber
daya yang dibutuhkan dalam usaha makanan internasional
Dalam melaksanakan
wirausaha makanan internasional sumber daya yang dibutuhkan di antaranya
berikut ini.
a. Faktor
produksi alam
Faktor produksi alam adalah segala sesuatu
yang tersedia di alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk melaksanakan
produksi. Faktor produksi alam yang digunakan untuk usaha makanan internasional
adalah air, tanah, iklim dan udara, serta tumbuh-tumbuhan dan hewan.
b. Faktor
produksi tenaga kerja
Faktor tenaga kerja adalah segala
kemampuan yang dimiliki manusia, baik jasmani maupun rohani yang digunakan
dalam proses produksi. Faktor produksi tenaga kerja yaitu sebagai berikut.
1) Tenaga
kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan fisik
berupa keterampilan dan pelaksana.
2) Tenaga
kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kemampuan
intelektual dalam melakukan aktivitasnya, contohnta manager pemasaran.
c. Faktor
produksi modal adalah setiap benda atau alat yang
digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa ataupun dapat digunakan dalam
proses produksi.
d. Faktor
produksi kewirausahaan
Faktor produksi kewirausahaan
adalag faktor produksi yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan dalam
menentukan faktor-faktor produksi.
Seorang wirausahawan harus memiliki
keahlian sebagai berikut.
1) Keahlian
memimpin (managerial skill) adalah keahlian yang perlu dimiliki seorang
wirausahawan dalam memimpin usaha makanan internasional.
2) Keahlian
teknologi (technological skill) adalah keahlian yang bersifat teknis
ekonomis yang diperlukan wirausahawan dalam melakukan kegiatan ekonomi terutama
dalam produksi makanan internasional.
3) Keahlian
organisasi (organization skill) adalah keahlian yang perlu dimiliki
seorang wirausahawan untuk mengatur berbagai usaha dalam usaha makanan
internasional baik ke dalam maupun ke luar.
Jiwa kewirausahawan bukan
merupakan kemampuan yang sudah jadi, artinya seorang wirausahawan membutuhkan
proses dan waktu agar jiwa kewirausahaan sungguh-sungguh tertanam dalam
dirinya. Berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan untuk membina kewirausahaan.
1) Membuat
program kerja (perencanaan) yang jelas dan tepat.
2) Mengadakan
pengorganisasian (pengaturan) dan pengawasan yang ketat terhadap faktor-faktor
produksi.
3) Memberikan
jaminan kesejahteraan yang memadai terhadap para karyawan agar mereka mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik.
3. Perencanaan
pemasaran usaha makanan internasional
Langkah awal sebelum
memulai sebuah usaha makanan internasional adalah menentukan segmentasi pasar,
harus jeli menciptakan inovasi menu makanan maupun minuman yang sesuai dengan
segmen konsumen. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan
segmentasi pasar yaitu, lokasi usaha dan harga jual.
4. Penyusunan
proposal makanan internasional
Seseorang yang akan
memulai usaha makanan internasional sebaiknya membuat perencanaan yang disusun
dalam sebuah proposal. Isi proposal meliputi penjelasan tentang:
a. visi
dan misi,
b. tujuan
kegiatan usaha,
c. maksud
kegiatan usaha,
d. profil
usaha makanan internasional,
e. strategi
pasar,
f.
analisis SWOT sebagai kelayakan usaha,
g. proses
produksi.
B. Penerapan
Sistem Produksi Makanan Internasional Berdasarkan Daya Dukung Daerah
1. Pengertian
dan karakteristik makanan internasional
Makanan internasional
adalah makanan yang sumber-sumber bahan makanannya beraasal dari negara tersebut
dan mempunyai karakter makanan khas negara tersebut. Masakan internasional
dibagi menjadi dua, yakni masakan kontinental dan makanan oriental.
a. Masakan
kontinental
Makanan kontinental
merupakan makanan dari Benua Eropa dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1) Eropa
Barat (Prancis, Belgia, Swiss, Belanda, dan Jerman) memiliki selera makan yang
sama. Bumbu yang sering digunakan adalah merica dan garam
2) Eropa
Timur (Chekoslovakia, Hongaria, Yugoslavia, Yunani, Romawi, dan Rumania) mempunyai
selera makan yang menggunakan masakan berbumbu tajam dari rempah-rempah seperti
lada.
3) Eropa
Selatan (Italia, Portugal, Spanyol) selera makan pada umumnya menyukai makanan yang
berbumbu atau beraroma tajam, yaitu pala, lada, dan kayu manis.
Masakan kontinental
biasanya menggunakan bumbu-bumbu instan atau bumbu siap pakai berupa bumbu
kering. Bumbu yang banyak digunakan orang Eropa adalah herbal dan garam, dan
tidak menyukai vetsin. Teknik pengolahannya pun mudah, singkat atau cepat. Susunan
makanan utama merupakan satu rangkaian yang terdiri atas protein hewani, makanan
pokok, dan sayuran. Protein hewani biasanya menggunakan daging merah, makanan
pokok yang digunakan adalah kentang. Porsi karbohidrat lebih sedikit daripada protein
hewani, sehingga protein hewani sebagai makanan utama lebih banyak dari makanan
pokok.
Susunan menu makanan
kontinental kontinental terdiri dari berbagai macam makanan yang dimakan secara
bergiliran disebut courses (korsis). Saat susunan makanan kontinental
disusutkan menjadi empat giliran yaitu appetizer (makanan pembuka),
soup (sup), main course (makanan/sajian utama), dan dessert
(makanan penutup).
Menurut macamnya, jenis
menu terdiri atas.
1) Ala
carte, yaitu pemesanan menu makanan menurut yang tercantum
pada suatu kartu meni lengkap dengan harganya.
2) Table
D’hote, yaitu pemesanan makakan yang telah disusun lengkap
menurut urutan harga.
3) Chef
recommendation atau chef suggestion, yaitu susunan
menu yang dianjurkan oleh kepala dapur, dibuat lebih menarik untuk mengalihkan
menu a la carte yang mungkin membosankan. Menu ini tidak tercantum dalam
menu a la carte.
4) Specialite
de la maison adalah susunan menu atau masakan yang menjadi
keistimewaan dari suatu usaha makanan internasional hingga menjadi terkenal oleh
makanan tersebut.
b. Masakan
oriental
Masakan oriental
merupakan jenis masakan yang berasal dari negara kepulauan daerah Asia seperti
Indonesia, Tiongkok, Jepang, India, Korea, Arab, Pakistan dan negeri timur
lainnya. Masakan oriental adalah perpaduan beberapa masakan di Asia yang mudah
dikenali dari tampilan, aroma, dan rasanya karena masakan oriental selalu
menggunakan bumbu utama seperti bawang putih, kecap asim, kecap ikan, saus tiram,
saus tomat, minyak wijen, ang chiu, dan lain-lain.
Masakan oriental selalu
dihidangkan sebagai makanan pokok seperti nasi, mie, ataupun jagung, sehingga
lebih banyak mengandung karbohidrat daripada protein hewani dan nabati. Masakan
oriental cukup variative dalam menggunakan bahan makanan dari mulai
sayur-sayuran, daging-dagingan seperti daging sapi dan daging ayam, serta
berbagai seafood yang diolah
dibakar maupun digoreng.
Karakteristik masakan
beberapa negara oriental beberapa negara sebagai berikut.
1) Masakan
Cina
Makanan pokok bangsa Tiongkok adalah nasi
yang dihidangkan dengan lauk pauk. Sebagai pengganti nasi biasanya digunakan
mie atau bihun. Bahan yang banyak dipakai untuk lauk pauk adalah daging babi, unggas,
telur, dan hasil laut yang dikenal dengan seafood. Sayurannya adalah rebung,
sawi, kol, kembang kol, wortel, kapri, tahu, dan jamur. Bumbu penyedap utama
adalam macam-macam kecap, saos tiram, vetsin, bawang putih, minyak babi, minyak
wijen, minyak kacang, dan minyak ayam. Masakan yang berkuah selalu dihidangkan
dalam mangkok, dan menggunakan alat makan seperti sumpit.
Di bawah ini adalah salah satu contoh masakan
cina yang terbuat dari protein nabati.
2) Masakan
Jepang
Masakan Jepang banyak
dipengaruhi oleh masakan Cina dan Korea. Ciri khas negara ini adalah
menggunakan bahan mentah ikan atau ayam sebagai hidangan yang dikenal dengan
suhshi dan sashimi. Susunan makana Jepang dipengaruhi oleh susunan makanan Amerika
di mana sellau dihidangkan dulu semacam selada atau sop (appetizer),
kemudian makanan pokok dan dessert. Sop dihidangkan dalam mangkok Bersama
sendok atau sendok bebek, kemudian menyusul hidangan lain bersama sedikit nasi yang
dimakan dengan sumpit. Makanan Jepang yang terkenal antara lain sukiyaki, tempura,
dan yakitori. Bumbu yang banyak dipakai antara lain bawang putih, jahe, lada,
macam-macam kecap, shoyu, mirin, sake, vetsin, cuka, dan mustar. Makanan Jepang
juga menggunakan berbagai macam jamur. Di bawah ini makanan Jepang yang sangat
hits.
Gambar 2. Ramen dan Onigiri
(Sumber: https://travelsofyum.com/tag/onigiri/)
3) Masakan
India, Arab, dan Pakistan
Makanan pokok bangsa Arab,
India, dan Pakistan adalah nasi dan macam-macam roti yang dimakan dengan lauk
pauk seperti gule dan kari. Kambing guling atau daging panggang dan kebab adalah
makanan yang paling terkenal. Di India bagian utara dan Pakistan makanan pokoknya
adalah sebangsa roti yang dibuat dari tepung gandum dan air tanpa ragi. Di India selatan, makanan pokoknya adalah
nasi yang dimakan dengan lauk pauk daging ayam, telur, dan hasil laut. Selain itu,
digunakan juga kacang-kacangan dan chutney (selai gurih). Salah satu bumbu yang
populer adalah kari. Dalam makanannya juga dipergunakan minyak samin, yaitu
minyak unta untuk menggoreng atau menumis. Selain itu digunakan pula yoghurt
dan kue atau manisan sebagai pencuci mulut. Berikut ini makanan yang populer di
India yaitu nasi briyani.
Gambar 3. Nasi Briyani
(Sumber: shoppe.id)
4) Masakan
Filipina
Makanan pokok bangsa
Filipina terdiri dari nasi yang dimakan dengan lauk pauk ikan dan merupakan
perpaduan masakan Timur dan Barat. Pengaruh Amerika terutama terlihat pada
makanan penutup (dessert) berupa puding, ice cream, dan
buah-buahan. Masakannya pun banyak menggunakan kelapa dan santan. Bahan makanan
lain yang dipakai untuk lauk pauk adalah daging babi, ayam, telur, daging sapi,
dan hasil laut.
Gambar
4. Kare-kare
(Sumber:
https://www.reservasiku.com/mencicipi-lezatnya-5-hidangan-khas-filipina-dengan-rasa-otentik/)
2. Teknik
pengolahan
a. Teknik
pengolahan makanan panas basah (moist heat cooking)
Merupakan teknik pengolahan bahan makanan
dengan bantuan cairan. Cairan dapat berupa kaldu (stock), air, susu,
santan, dan bahan lainnya.
Tekniknya adalah sebagai berikut
1) Teknik
boiling, yaitu mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih.
2) Teknik
poaching, yaitu merebus bahan makanan di bawah titik didih dengan jumlah
cairan yang terbatas pada suhu 83–95oC.
3) Teknik
braising, yaitu teknik merebus bahan makanan dengan cairan sedikit,
kira-kira setengah dari jumlah bahan yang akan direbus, dan bahan yang direbus
harus dipotong rapi dan sama besar.
4) Teknik
stewing (menggulai) adalah mengolah bahan makanan yang ditumis bumbunya
kemudian direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api sedang. Cairan yang
digunakan yaitu susu, santan, dan kaldu.
5) Teknik
steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidik atau
dengan cara dikukus.
6) Teknik
simmering (merebus dengan api kecil) adalah teknik memasak bahan makanan
dengan saus atau bajan cair lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan
di bawah titik didih dan direbus lama pada suhu 85–96oC.
7) Teknik
blanching adalaj memasak makanan dengan cepat pada suhu yang tinggi menggunakan
minyak panas. Tujuan blanching adalah membuang kulit atau bagian luar
yang tidak diperlukan, memudahkan membuang kotoran yang melekat pada bahan, membuat
tekstur bahan makanan menjadi lebih kental, dan menghentikan reaksi enzim
makanan.
b. Teknik
pengolahan panas kering (dry heat cooking)
Merupakan teknik mengolah makanan tanpa
bantuan cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting, baking, dan
grilling.
1) Deep
frying adalah metode menggoreng dengan minyak berjumlah
banyak sehingga semua bagian makanan yang digoreng terendam di dalam minyak
panas.
2) Shallow
frying adalah teknik memasak bahan makakan dalam jumlah
kecil menggunakan sedikit lemak dalam wajan datar dengan suhu 150–170oC.
3) Roasting adalah
teknik memasak dalam oven atau pemanggang dengan menggunakan lemak atau minyak
yang sedikit. Bahan makanan yang biasanua di-roasting adalah daging,
unggas, dan beberapa jenis sayuran. Bahan makanan dipanggang dalam oven bersuhu
227–235oC.
4) Baking adalah
cara memasak makanan dengan menggunakan oven tanpa menggunakan minyak atau air.
Teknik ini biasanya digunakan untuk memasak produk pastry dan roti.
5) Grilling adalah
proses memasak bahan makanan dengan menggunakan panas api yang tinggi dan
langsung.
3. Bahan
kemas olahan makanan internasional
Kemasan adalah kegiatan penempatan
produksi ke dalam wadah dengan segala jenis material lainnya yang dilakukan
oleh produsen untuk disampaikan kepada konsumen. Fungsi kemasan adalah perlindungan
produk dalam sistem distribusi dan agar
bertahan lama jika disimpan dalam waktu yang lama.
Persyaratan yang harus
dalam fungsi kemasan adalah sebagai berikut.
a. Kemampuan/daya
membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan,
distribusi, penyimpanan, dan penyusunan/penumpukan.
b. Kemampuan
melindungi isinya dari berbagai resiko dari luar, misalnya perlindungan dari
udara panas/dingim, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis,
kontaminasi mikroorganisme.
c. Kemampuan
sebagai daya tarik terhadap konsumen, warna dan bentuk harus menarik perhatian
konsumen.
d. Persyaratan
ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat,
dan tempat tujuan pemesanan.
e. Mempunyai
ukuran, bentuk, dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah
dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
Dalam rangka mememnuhi
persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat berikut.
a. Permeable terhadap
udara
b. Bersifat
nontoksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia)
c. Kedap
air (mampu menahan air atau kelembapan udara sekitar)
d. Kuat
dan tidak mudah bocor
e. Relatif
tahan terhadap panas.
f.
Mudah dikerjakan secara massal dan harganya
relatif murah.
Cara-cara pengemasan
berhubungan erat dengan kondisi produk yang dikemas serta cara transportasi. Kemasan
dapat digolonglan berdasarkan beberapa hal berikut.
a. Frekuensi
pemakaian
1) Kemasan
sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah
satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun,
karton dus, dan makanan kaleng.
2) Kemasan
yang dapat dipakai berulang kali (multi trip), seperti beberapa jenis botol
minuman (limun, bir) dan botol kecap.
3) Kemasan
yang tidak dibuang (semi disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan
untuk kepentingan lain di rumah seyelah dipakai dan dapat digunakan untuk
menyimpan bahan makanan lain.
b. Struktur
sistem kemas berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem
kemasan keseluruhan.
1) Kemasan
primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol
minuman, dan bungkus tempe).
2) Kemasan
sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah
buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempem dan lain sebagainya.
3) Kemasan
tersier dan kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah
kemasan primer, sekunder, dan tersier.
c. Sifat
kekakuan bahan kemas.
1) Kemasan
fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, dan
foil.
2) Kemasan
kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah
bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam.
3) Kemasan
semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara
kemasan fleksibel atau kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus)
dan wadah bahan yang berbentuk pasta
d. Sifat
perlindungan terhadap lingkungan
1) Kemasan
hermetik, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya
kaleng dan botol gelas.
2) Kemasan
tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam,
kertas, dan foil.
3) Kemasan
tahan suhu tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses
pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.
e. Tingkat
kesiapan pakai
1) Wadah
siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng,
dan sebagainya.
2) Wadah
siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan
tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan
silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
3) Kemasan
fleksibel.
4. Teknik
pengemasan makanan internasional
Seiring dengan berkembangnya
berbagai bahan untuk membuat kemasan produk makanan, sekarang ini keamanan kemasan
produk mulai diperhatikan oleh konsumen. Konsumen sekarang lebih mementingkan
bahan baku kemasan, keamanan dari kemasan produk yang sehat. Berikut ini adalah
contoh kemasan produk makanan.
Gambar
5. Kemasan Bento
Gambar 6. Kemasan Pizza
Agar kemasan produk khususnya
makanan dapat berfungsi dengan baik, maka bahan membuat kemasan produk makanan
seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut.
a. Tidak
beracun.
b. Kedap
udara.
c. Kedap
air.
d. Mudah
dibuka dan ditutup.
e. Antimikroba.
f.
Mudah dibuang.
g. Mencegah
kebocoran produk.
h. Tidak
merusak lingkungan.
i.
Cocok dengan produk yang dicegah.
j.
Memenuhi kebutuhan ukuran, berat, dan
bentuk.
C. Menghitung
Titik Impas (Break Even Point) Usaha Makanan Internasional
Break Even Point
adalah suatu keadaan di mana dalam suatu kegiatan usaha, seorang wirausahawan
tidak mendapat untung maupun rugi atau bisa disebut impas. Dalam penentuan titik
impas perlu diketahui terlebih dahulu hal-hal berikut ini agar titik impas dapat
ditentukan dengan tepat.
1. Tingkat
laba yang ingin dicapai dalam suatu periode.
2. Kapasitas
produksi yang tersedia atau yang mungkin dapat ditingkatkan.
3. Besarnya
biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.
Wirausahawan makanan
internasional harus jeli dalam menetapkan harga jual. Perlu strategi yang jitu
dalam menentukan harga jual. Ada beberapa strategi dalam menentukan harga sehingga
harga yang ditawarkan bisa diterima para pembeli.
1. Menentukan
harga jual biaya produksi
Cara ini sangat mudah dan
paling disenangi oleh wirausahawan, yaitu dengan menghitung berapa total biaya
yang dikeluarkan ditambahkan dengan margin keuntungan yang diinginkan, maka itulah
harga jual produk tersebut. Contoh, misalkan total biaya produksi adalah Rp20.000,00.
Kemudian ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkan sekitar 20%, maka harga
jual produk tersebut Rp20.000,00 + (Rp20.000,00
x 20%) = Rp24.000,00
2. Menentukan
harga jual berdasarkan kompetisi
Cara kedua ini bisa dipakai
oleh wirausahawan yang baru mau bergabung memulai usaha. Cara ini dilakukan
dengan membandingkan harga jual kompetitor sebelum memutuskan usaha menetapkan
harga jual produknya. Bisasanya harga jual priduk baru lebih murah dari produk
sejenis yang telah ada sebelumnya.
3. Menentukan
harga jual berdasarkan tujuan khusus
Strategi terakhir dengan
menggunakan tujuan khusus, yakni tujuan yang ingin dicapai dari harga jual
tersebut. Apakah sekedar meningkatkan jumlah penjualan, mendongkrak citra produk,
atau karena hal lain.
Suatu usaha dikatakan layak,
jika BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat in
dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini. BEP produksi
dan BEP harga dapat dihitung menggunakan rumus berikut.
D. Promosi
Produk Hasil Usaha Makanan Internasional
Promosi adalah untuk
memberitahukan, menginformasikan, menawarkan, membujuk, atau menyebarluaskan
suatu produk atau jasa kepada calon konsumen dengan tujuan agar calon konsumen
tersebut pada akhirnya dapat melakukan pembelian.
Untuk mengomunikasikan
produk perlu disusun strategi yang disebut dengan strategi promosi yang terdiri
dari empat komponen utama, yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan
penjualan tatap muka
1. Periklanam
(Advertising)
Merupakan sebuah bentuk
komunikasi nonpersonal yang harus memberikan imbalan/pembayaran kepada sebuah organisasi
ayau dengan menggunakan media massa. Adapun media yang biasa digunakan adalah
televisi, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain.
2. Promosi
penjualan (sales promotion)
Merupakan insentif jangka
pendek untuk meningkatkan penjualan suatu produk atau jasa di mana diharapkan
pembelian dilakukan sekarang juga. Wujud nyata kegiatan promosi penjualan misalnya
adalah obral, pemberian kupon, pemberian contoh produk, dan lain-lain.
3. Penjualan
tatap muka (personal selling)
Merupakan sebuah proses
dimana para pelanggan diberi informasi dan penjelasan untuk membeli
produk-produk melalui komunikasi secara personal dalam suatu situasi agar pelanggan
tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.
4. Publisitas
atau hubungan masyarakat
Merupakan bentuk
komunikasi nonpersonal dalam bentuk berita sehubungan dengan organisasi
tertentu atau tentang produk-produknya yang ditransmisi melalui perantara media
massa dan tidak dipungut biaya sama sekali tetapi bukan juga cuma-cuma.
Beberapa tujuan utama mempromosikan sebuah
produk, sebagai berikut.
a. Memberikan
daya tarik khusus bagi para pelanggan.
b. Meningkatkan
angka penjualan.
c. Membangun
royalitas konsumen.
Adapun
beberapa manfaat dari adanya kegiatan promosi, antara lain:
a. Mengetahui
produk yang diinginkan para konsumen.
b. Mengetahui
tingkat kebutuhan konsumen akan suatu produk.
c. Mengetahui
cara pengenalan dan penyampaian produk hingga sampai ke konsumen.
d. Mengetahui
harga yang sesuai dengan kondisi pasaran.
e. Mengetahui
strategi promosi yang tepat kepada para konsumen.
f.
Mengetahui kondisi persaingan pasar dan
cara mengatasinya.
g. Menciptakan
citra sebuah produk dengan adanya promosi.
Beberapa
teknik promosi yang dapat dilakukan, sebagai berikut.
1. Memberikan
kupon (coupuns)
Teknik ini diberikan untuk mengurangi
harga untuk pembelian produk yang dapat diselipkan pada iklan di majalah atau
koran. Kupon agar efektif sebaiknya memberikan potongan harga 15% sampai 20%
2. Price-off
deals/discount (potongan harga)
Teknik ini diberikan untuk memberikan
potongan harga langsung di tempat pembelian, biasanya diskon berkisar dari 10%
- 25%.
3. Premium
and advertising specialities (promosi spesial)
Teknik ini dilakukan untuk memberikan
harga relatif lebih rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk
tertentu.
4. Contest
and sweepstakes (kontes dan undian)
Teknik promosi yang dilakukan dengan
memberikan hadiah berupa tawaran kesempatan untuk memenangkan uang tunai,
perjalanan atau barang-barang karena membeli sesuatu. Teknik ini dapat
dilakukan dengan cara memberikan kontes tentang membuat jingle atau logo
produk makanan intenasional yang akan dibuat.
5. Sampling
and trial offers (pemberian contoh produk)
Merupakan Teknik penawaran graris untuk
sejumlah produk atau jasa. Sampel itu dapat dikirim dari rumah ke rumah,
dikirim lewat pos, diambil di took, disertakan pada produk lain atau dipajang
dalam suatu penawaran iklan. Pemberian sampel adalah cara yang paling efektif
dan paling mahal untuk memperkenalkan produk baru. Beberapa teknik yang dapat
dipergunakan pada sampling, antara lain:
a. In-store
sampling, yaitu pemberian contoh produk di dalam took
b. Door-to-door
sampling, yaitu pemberian contoh produk dengan mendatangi
konsumen satu per satu. Teknik ini lumayan mahal karena besarnya biaya tenaga
kerja, namun lebih efektif.
c. Mail sampling,
yaitu mengirimkan contoh produk melaui jasa pos.
d. Newspaper
sampling, yaitu pengiriman contoh produk melalui surat kabar.
e. On-package
sampling, yaitu teknik dimana contoh barang disisipkan pada
kemasan produk lain, sangay berguna untuk brands targeted. Contohnya
pembelian makanan utama berhadiah ice cream.
f. Mobile sampling,
yaitu membawa keluar logo untuk menghiasi mal, area rekreaksi, pekan raya, dan pusat
pembelajaan.
g. Brand
(product) placement adalah teknik promosi untuk mencapai
pasar dengan memasukkan produk pada sebuah acara televisi atau film.
h. Rebates
(rabat/tawaran
pengembalian tunai), yaitu memberikan pengurangan harga setelah pembelian
terjadi. Konsumen mengirimkan bukti pembelian tertentu kepada produsen, yang
dikenal dengan pembelian beli tiga gratis satu.
i. Frequency (countinuity) programs,
yaitu teknik promosi yang mengarah kepada program-program berkelanjutan, seperti
menawarkan konsumen diskon atau hadiah produk gratis untuk mencapai terjadinya
pengulangan dalam pembelian atau langganan dari merk atau perusahaan yang sama.
j. Event sponsorhip,
yaitu menjadi sponsor pada suatu kegiatan besar yang banyak didatangi konsumen,
seperti konser musik, acara amal, dan balap mobil atau motor.
E. Laporan
Kegiatan Usaha Makanan Internasional
Laporan adalah segala
sesuatu, baik itu peristiwa ataupun kegiatan yang dilaporkan dan dapat
berbentuk lisan maupun tertulis berdasarkan fakta atau peristiwa yang terjadi.
Laporan kegiatan makanan internasional yang dibuat bermanfaat untuk:
1. membantu
wirausaha untuk mengembangkan usaha dan menguji strategi dan hasil yang
diharapkan dari sudut pandang pihak lain (investor);
2. membantu
wirausaha untuk berpikir kritis dan objek atas bidang usaha yang akan
dijalankan;
3. sebagai
alat komunikasi dalam memaparkan dan meyakinkan gagasan kepada pihak lain;
4. membantu
meningkatkan keberhasilan para wirausaha.
DAFTAR PUSTAKA
Eri Dwi Astuti. ____. Modul Pengayaan Prakarya dan
Kewirausahaan Untuk SMA/MA Semester Genap. Surakarta: CV Grahadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar