Kamis, 17 September 2020

Makanan Tradisional Khas Kalteng yang dimodifikasi

Gambar 1. Oseng Lantar/Sulur

Berbagai jenis makanan tradisional khas Kalimantan Tengah beraneka ragam, baik berbahan nabati dan hewani. Beberapa contoh makanan tradisional khas Kalimantan Tengah yang tidak didapati di daerah lain

1. Juhu Kalakai

2. Juhu Singkah Uhut/Umbut Rotan

3. Hintalu Karuang

4. Wadi

5. Bangamat

6. Tempe Dawen Jawau

7. Juhu Kujang

8. Kenta

9. Juhu Lantar/Sulur

10. Juhu Bajei

11. Papui Terong

12. Juhu Rimbang

13. Juhu Singkah Enyuh

14. Juhu Kanta Pisang

15. Juhu Batang Pisang

16. Juhu Ujau

17. Kenta

18. Juhu Bakung

Beberapa makanan khas di atas diolah dengan mencampurkan berbagai bahan bumbu, ikan atau daging maupun sayuran. 

Makanan khas daerah yang dimodifikasi adalah cara merubah bentuk dan rasa makanan khas daerah dari yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan unsur kekhasan dan menampilkan bentuk dan penyajian yang lebih menarik dari bentuk aslinya. 

Makanan khas daerah adalah makanan yang menjadi ciri khas dari suatu daerah atau makanan yang biasa dikonsumsi di suatu daerah makanan khas daerah memiliki karakter yang mencerminkan ciri khas pemain yang bersangkutan makanan khas daerah berasal dari bahan pangan bahan pangan adalah hasil pertanian yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok bahan nabati dan hewani.
Makanan tradisional khas Kalteng yang bersumber dari hewani, contohnya adalah bangamat. Bangamat atau paing atau kelelawar merupakan makanan khas Kalteng yang dapat dibuat menjadi berbagai jenis sup, masakan kareh maupun opor. Tapi biasanya dikonsumsi oleh masyarakat non muslim suku Dayak Kalteng. Makanan tradisional berbahan nabati yang dimodifikasi contohnya adalah Hintalu Karuang, Hintalu Karuang adalah bahan makanan yang dimodifikasi atau dibuat dari singkong atau isi jawau yang dibentuk dan dibuat dengan menggunakan kuah santan dan gula merah.
Contoh yang lain, seperti kalakai atau paku-pakuan. Biasanya kalakai dibuat menjadi masakan juhu kalakai, maupun ditumis dengan campuran bahan hewani. Akhir-akhir ini kalakai dimodifikasi dan diolah menjadi makanan yang tahan lama, yaitu keripik kelakai. Beberapa daerah memodifikasi makanan dan buah-buahan seperti apel, nangka, salak menjadi keripik. 

Semua modifikasi tersebut adalah hasil dari inovasi pengolahan makanan. Banyak masakan daerah seperti yang disebutkan di atas dibuat menjadi modern dan dapat diterima oleh orang yang tidak mengenal makanan tersebut. 

Tugas

Buatlah perencanaan bahan makanan yang dimodifikasi, berdasarkan identifikasi tugas 1 sebelumnya tentang makanan tradisional khas Kalteng, sesuai format berikut.

Perencanaan dapat dibuat dengan menjawab di komentar blog ini


Rabu, 16 September 2020

PERENCANAAN KERAJINAN DARI LIMBAH BERBENTUK BANGUN DATAR

Kompetensi Dasar

3.1   Memahami perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar (sebagai solusi dari masalah lingkungan hidup) meliputi  ide, peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran

4.1   Menyusun perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar (sebagai solusi dari masalah lingkungan hidup) meliputi  ide, peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran


Tujuan Pembelajaran:

Peserta didik dapat

1. Mengidentifikasi kerajinan dari limbah berbentuk bangun datar 

2. Menentukan peluang usaha kerajinan dari limbah berbentuk bangun datar

3. Merancang perancanaan usaha kerajinan dari limbah berbentuk bangun datar



Gambar. 1 Bunga dari Kulit Jagung
 

Sebelumnya Anda telah mengidentifikasi jenis-jenis kerajinan berbentuk bangun ruang. Pilihlah salah satu jenis kerajinan yang telah Anda daftar dan identifikasi, kemudian buatlah perencanaan pembuatannya.  Berikut penjelasan dan format penulisan yang dapat Anda ikuti


Anda dapat mengumpulkan tugas tersebut dengan menuliskannya di kolom komentar di bawah ini. Tetapi hasil tugasnya dapat dikumpulkan di sosial media sesuai arahan di atas

Rabu, 09 September 2020

Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Kompetensi Dasar

3.1   Memahami perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar (sebagai solusi dari masalah lingkungan hidup) meliputi  ide, peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran

4.1   Menyusun perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar (sebagai solusi dari masalah lingkungan hidup) meliputi  ide, peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran


Tujuan Pembelajaran:

Peserta didik dapat

1. Mengidentifikasi kerajinan dari limbah berbentuk bangun datar 

2. Menentukan peluang usaha kerajinan dari limbah berbentuk bangun datar

3. Merancang perancanaan usaha kerajinan dari limbah berbentuk bangun datar

Pengantar

Produk kerajinan pada awalnya dibuat untuk tujuan fungsional, baik untuk kepentingan keagamaan (religius) maupun kebutuhan praktis. Produk kerajinan tersebut berupa peninggalan pada zaman batu seperti artefak-artefak kapak dan perkakas; pada zaman logam berupa nekara, moko, candrasa, kapak, bejana, hingga perhiasan seperti gelang, kalung, dan cincin. Benda-benda tersebut dipakai sebagai perhiasan dan properti upacara ritual adat berbagai suku serta kegiatan ritual yang bersifat kepercayaan seperti penghormatan terhadap arwah nenek moyang. Sejalan dengan perkembangan zaman konsep karya kerajinan terus berkembang. Pembuatan karya kerajinan yang pada awalnya untuk kepentingan fungsional, dalam perkembangannya mengalami pergeseran orientasi ke arah nilai keindahan (estetis).

Kekayaan alam Indonesia merupakan modal untuk menghasilkan produk kerajinan. Sejak dahulu rakyat Indonesia telah menggunakan produk kerajinan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kekayaan alam Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, kita harus memuji ciptaan Tuhan Yang Maha Agung ini. Produk kerajinan lebih banyak memanfaatkan bahan-bahan alam. Ada juga yang memanfaatkan bahan limbah sebagai bahan kerajinan seperti limbah kertas, plastik, karet, dan logam. Bagaimana pendapatmu ketika melihat sampah yang berserakan, tidak teratur di suatu tempat? Tentunya sampah atau limbah tersebut dapat membuat pemandangan menjadi tidak indah, menghasilkan bau tidak sedap, dan dampaknya akan merusak lingkungan. Limbah tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai barang kerajinan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Secara umum ada dua macam limbah yang sudah kalian kenal, yaitu 

1. Limbah organik 

Limbah organik adalah limbah yang bisa dengan mudah diuraikan atau mudah membusuk. Limbah organik mengandung unsur karbon. Limbah organik dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, contohnya kulit buah, sayuran, kotoran manusia, dan hewan. 

2. Limbah anorganik

Limbah anorganik adalah jenis limbah yang berwujud padat, sangat sulit atau bahkan sulit untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk. Limbah anorganik relatif sulit terurai. Beberapa bisa terurai, tetapi memerlukan waktu yang lama. Limbah tersebut berasal dari sumber daya alam yang berasal dari pertambangan seperti minyak bumi, batubara, besi, timah, dan nikel.

Limbah anorganik umumnya berasal dari kegiatan industri, pertambangan, dan domestik yaitu dari sampah rumah tangga, seperti kaleng bekas, botol, plastik, karet sintetis, potongan atau pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, dan pecahpecahan gelas. Limbah anorganik yang dapat didaur ulang contohnya sampah plastik, logam, kaca, plastik, dan kaleng. Limbah-limbah anorganik dapat dipilah-pilah sesuai kebutuhan, jika dinilai tidak layak pakai maka limbah anorganik dapat dilebur. Sedangkan limbah yang masih dalam kondisi baik, dapat dimanfaatkan kembali menjadi karya kerajinan. Jika limbah sudah beralih manfaat menjadi barang kerajinan, maka secara ekonomi nilainya akan meningkat. Kita patut bersyukur bahwa limbah anorganik juga dapat memberi manfaat untuk manusia.

A. Perencanaan Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Aspek-aspek penting dalam perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar adalah:

1. Ide dan Peluang Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Seorang wirausahawan harus dapat memanfaatkan peluang usaha secara sistematis dimulai dari analisis sumber-sumber peluang usaha secara luas. Persiapan yang dapat kalian lakukan dalam menganalisis peluang usaha sebagai berikut.

a. Meneliti berapa luas usaha yang akan dipilih.

b. Bentuk usaha apa yang akan dipilih.

c. Jenis usaha apa yang akan ditekuni.

d. Informasi usaha yang akan diterima.

e. Ada atau tidaknya peta usaha yang menguntungkan.

Setelah mengidentifikasi peluang usaha, seorang wirausaha kerajinan memilih jenis usaha produk kerajinan. Proses pemilihan ini melalui tahapan analisis yang cermat. Untuk itu diperlukan pertimbangan yang matang, biasanya disebut evaluasi dengan kriteria yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan.

Menganalisis peluang usaha pada produk kerajinan dimaksudkan untuk menemukan peluang dan potensi usaha yang dapat dimanfaatkan, serta untuk mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha tersebut dapat bertahan. Ancaman dan peluang selalu menyertai suatu usaha sehingga penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan bertahan dalam persaingan.

Pemetaan potensi usaha produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar dapat didasarkan pada ciri khas kerajinan dari masing-masing daerah. Pemetaan potensi menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah. Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakuan pemetaan potensi usaha, baik secara kuantitaif maupun kualitatif.

Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis ini didahului oleh proses identifikasi faktor eksternal dan internal untuk menentukan strategi terbaik, kemudian dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan.

Analisis internal lebih menitikberatkan pada aspek kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness), sedangkan analisis eksternal untuk menggali danmengidentifikasi semua gejala peluang (opportunity) yang adadan yang akan datang serta ancaman (threat) dari kemungkinan adanya pesaing/calon pesaing.

Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha produk kerajinan sebagai alat penyusun strategi. Analisis SWOT didasarkan pada logika untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang yang secara bersamaan dapat mengatasi kelemahan dan ancaman. Dengan analisis SWOT dapat ditentukan strategi pengembangan usaha produk kerajinan dalam jangka panjang sehingga tujuan dapat dicapai dengan jelas dan dapat dilakukan pengambilan keputusan secara cepat. Menganalisis peluang usaha bertujuan untuk mencari dan melaksanakan kegiatan usaha yang menguntungkan. Rencana dalam berwirausaha perlu dianalisis untuk mengenali kelemahan-kelemahan yang dapat mengakibatkan kesulitan-kesulitan keberlangsungan usaha. Analisis usaha ini juga dapat digunakan untuk mencari strategi alternatif dalam bidang penjualan, bauran produk, investasi, pengembangan staf, pengendalian usaha, pengendalian biaya, dan lain-lain.

Secara rinci ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menganalisis peluang usaha produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar, sebagai berikut.

a. Penetapan Kelayakan Usaha

Hal-hal penting yang harus dilakukan pada saat penetapan kelayakan usaha adalah kemampuan untuk menemukan jawaban tentang apakah peluang usaha produk kerajinan yang ditetapkan dapat dijual, berapa biaya yang dikeluarkan serta mampukah produk kerajinan usaha tersebut menghasilkan laba. Pada tahap analisis kelayakan usaha produk kerajinan ini ada beberapa langkah yang harus kalian lakukan.

1) Analisis Kelayakan Teknis

Dalam melaksanakan analisis kelayakan teknis perlu diperhatikan berbagai macam teknis pembuatan karya kerajinan. Ada berbagai macam teknis yang dapat dilakukan dalam pembuatan produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar, misalnya teknik anyam, teknik kolase, dan lain-lain. Teknik pembuatan karya kerajinan tersebut harus dianalisis untuk memutuskan jenis usaha kerajinan yang tepat dan memenuhi kebutuhan.

2) Analisis Peluang Pasar

Apabila ingin mendirikan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar, kalian harus mengetahui informasi tentang pasar, karena tujuan usaha ini untuk memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, diperlukan riset pasar. Riset ini dilakukan untuk menemukan pasar yang menguntungkan, memilih produk kerajinan dari bahan limbah yang dapat dijual, menerapkan teknik pemasaran yang baik, dan merencanakan sasaran pelanggan. Riset pasar bertujuan untuk mengumpulkan informasi dalam rangka pengambilan keputusan tentang usaha kerajinan yang akan dibuka.

3) Menentukan Segmen Pasar

Langkah ketiga ini terkait dengan perkiraan konsumen potensial dari produk kerajinan yang sudah ditetapkan. Langkah ini juga bertujuan untuk mengetahui pembeli tiap-tiap segmen pasar saat ini dan yang akan datang. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi ini adalah dengan memilih agen untuk menguji pasar.

4) Sumber Informasi Pasar

Informasi pasar digunakan untuk mengevaluasi peluang pasar masa sekarang dan yang akan datang dari usaha produk kerajinan tersebut. Dua pendekatan untuk memperoleh informasi tersebut dilakukan dengan mengadakan penelitian secara spesifik untuk mengumpulkan data primer, dan menemukan data-data relevan yang berasal dari lembaga seperti badan pusat stastistik, kantor dinas pariwisata dan perindustrian, maupun biro penelitian yang disebut dengan data sekunder.

5) Uji Coba Menjual

Uji coba pasar cenderung menjadi teknik riset utama untuk mengurangi risiko pada usaha produk kerajinan dan menilai keberhasilannya. Metode yang digunakan dalam uji coba pasar antara lain pameran perdagangan, menjual pada sejumlah konsumen terbatas, dan menggunakan uji coba pasar di mana penerimaan calon pembeli bisa diamati dan dianalisis lebih dekat. Uji coba pasar juga memberikan kemungkinan piluang dalam pemasaran, distribusi dan pelayanan.

6) Studi Kelayakan Pasar

Studi kelayakan pasar bagi usaha baru cenderung memakan waktu dan merupakan kegiatan yang rumit. Bagaimanapun kegiatan ini harus dilakukan untuk mengurangi risiko kerugian dan kegagalan usaha produk kerajinan.

b. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial merupakan landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. Kebutuhan finansial dan pengembalian (return) bisa sangat berbeda tergantung pada pemilihan alternatif yang ada bagi usaha baru.

Ada dua langkah dasar sebagai alternatif dalam analisis kelayakan finansial, yaitu:

1) Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana yang diperlukan untuk operasional 

Kebutuhan finansial hendaknya diproyeksikan tiap bulan atau bahkan mingguan sekurang-kurangnya untuk operasi tahun pertama dari usaha produk kerajinan baru. Selanjutnya diperlukan juga proyeksi kebutuhan keuangan untuk tiga sampai lima tahun yang akan datang.

2) Penentuan sumber daya finansial yang tersedia

Langkah kedua dalam analisis kelayakan finansial ini adalah proyeksi sumber daya finansial yang tersedia dan dana-dana yang akan dihasilkan dalam operasi perusahaan. Dalam menentukan sumber daya finansial potensial yang tersedia harus dibedakan sumber finansial jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

c. Membedakan Persaingan

Semua usaha produk kerajinan akan menghadapi persaingan baik persaingan langsung yaitu dari produk kerajinan yang sejenis maupun dengan produk perusahaan kerajinan lain pada pasar yang sama. Analisis persaingan ini sangat penting dalam rangka pengembangan dan keberlanjutan usaha produk kerajinan yang dikembangkan.

Analisis SWOT dapat dilakukan dengan mewawancarai pengusaha kerajinan menggunakan kuisioner. Aspek penting yang perlu disampaikan pada saat mewawancarai pengusaha antara lain aspek sosial, ekonomi, dan teknik produksi untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha produk kerajinan.

Upaya untuk mengembangkan ide dan peluang usaha harus dikaitkan dengan kemampuan wirausaha dalam mengelola situasi dan peluang pasar. Untuk membentuk proses pengembangan ide, wirausahawan perlu memberikan kebebasan dan dorongan kepada para karyawannya agar mereka berani mengembangkan ide-ide dalam peluang usahanya.

Tujuan dalam mengembangkan ide dan peluang usaha pada produk kerajinan sebagai berikut.

a. Ide dalam pembuatan produk agar diminati konsumen.

b. Ide dalam pembuatan produk agar dapat memenangkan persaingan.

c. Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produksi.

d. Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen di dalam pembelian dan penggunaan produk.

e. Ide dalam pembuatan desain, model, corak, warna produk agar disenangi konsumen.

Berikut ini adalah hasil dari kerajinan dari limbah berbentuk bangun datar


Kerajinan di atas merupakan hasil kreasi dari kulit jagung. Kreasi yang lain dapat dibuat menjadi berbagai bentuk dari bahan limbah yang bermanfaat dan memiliki nilai jual

Aktivitas 1

Identifikasi minimal 3 jenis kerajinan dan nama kerajinan, sumber atau bahan membuat kerajinan tersebut serta peluang usaha, serta fungsi dari kerajinan tersebut.

Contoh deskripsi:

Nama Kerajinan : Bunga meja

Sumber/bahan : dari limbah kulit jagung

Fungsi: estetika/keindahan yaitu hiasan di meja

Peluang usaha: dapat dijadikan peluang usaha yang menjanjikan dan dijual sebagai tambahan modal keluarga.

Anak-anak dapat menjawab pertanyaan dengan memberikan komentar di bagian blog ini atau mengirimkan ke https://forms.gle/GVkmo2GN6fxHcpsE7 atau ke WA ibu jika mengalami kesulitan  082153487574 dengan format sebagai berikut.

No.

Jenis atau nama kerajinan

Sumber/Bahan

Fungsi

Peluang Usaha

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Rabu, 03 Juni 2020

FORUM DISKUSI PENGUMPULAN TUGAS PRAKTEK MEMBUAT MINUMAN INTERNASIONAL

Silahkan Anda upload hasil tugas Anda ke laman ini dan jawab pertanyaan berikut
1. Berapa biaya yang Anda butuhkan untuk membuat Dalgona Coffee?
2. Aplikasi kimia dalam Dalgona Coffee adalah Koloid, tipe koloid apa yang terkandung dalam Dalgona Coffe?

Senin, 11 Mei 2020

WIRAUSAHA PENGOLAHAN MAKANAN INTERNASIONAL DARI BAHAN PANGAN NABATI DAN HEWANI


Di era globalisasi saat ini, kita semakin mudah menjumpai makanan internasional yang beragam jenis, bentuk, dan rasanya. Makanan intenasional tersebit dapat dijadikan peluang usaha. Indonesia kaya akan berbagai jenis pangan, baik nabati maupun hewani, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis makanan internasional baik yang asli maupun yang sudah dimodifikasi supaya sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia atau menjadi masakan baru.
A.      Perencanaan Usaha Makanan Internasional
1.      Ide dan Peluang Usaha
Di era globalisasi ini interaksi manusia antarnegara menjadi semakin tinggi. Banyak warga negara asing yang berkunjung atau menetap di suatu negara. Bagi warga negara asing yang hidup di negeri lain tentu saja tentu saja merindukan masakan khas negaranya untuk bisa menikmati di tempat tinggal mereka saat ini. Demikian juga penduduk aslinya. Mereka juga memiliki rasa ingin tahu besar untuk dapat menikmati masakan dari negara lain dan ini menjadi peluang usaha yang potensial.
Sebelum memulai usaha makanan internasional, ada beberapa hal yang harus diperhatikanm di antaranya sebagai berikut.
a.       Tentukan jenis makanan internasional yang akan dibuat.
b.      Mengolah makanan dengan tepat
c.       Gunakan bumbu yang tepat.
d.       Carilah lokasi yang tepat.
e.       Tentukan harga yang bersaing.
f.        Berikan pelayanan prima.
g.      Konsisten dalam pelayanan.
2.      Sumber daya yang dibutuhkan dalam usaha makanan internasional
Dalam melaksanakan wirausaha makanan internasional sumber daya yang dibutuhkan di antaranya berikut ini.
a.      Faktor produksi alam
Faktor produksi alam adalah segala sesuatu yang tersedia di alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk melaksanakan produksi. Faktor produksi alam yang digunakan untuk usaha makanan internasional adalah air, tanah, iklim dan udara, serta tumbuh-tumbuhan dan hewan.
b.      Faktor produksi tenaga kerja
Faktor tenaga kerja adalah segala kemampuan yang dimiliki manusia, baik jasmani maupun rohani yang digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi tenaga kerja yaitu sebagai berikut.
1)  Tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan fisik berupa keterampilan dan pelaksana.
2)   Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kemampuan intelektual dalam melakukan aktivitasnya, contohnta manager pemasaran.
c. Faktor produksi modal adalah setiap benda atau alat yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa ataupun dapat digunakan dalam proses produksi.
d.      Faktor produksi kewirausahaan
Faktor produksi kewirausahaan adalag faktor produksi yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan dalam menentukan faktor-faktor produksi.
Seorang wirausahawan harus memiliki keahlian sebagai berikut.
1)   Keahlian memimpin (managerial skill) adalah keahlian yang perlu dimiliki seorang wirausahawan dalam memimpin usaha makanan internasional.
2)   Keahlian teknologi (technological skill) adalah keahlian yang bersifat teknis ekonomis yang diperlukan wirausahawan dalam melakukan kegiatan ekonomi terutama dalam produksi makanan internasional.
3)   Keahlian organisasi (organization skill) adalah keahlian yang perlu dimiliki seorang wirausahawan untuk mengatur berbagai usaha dalam usaha makanan internasional baik ke dalam maupun ke luar.
Jiwa kewirausahawan bukan merupakan kemampuan yang sudah jadi, artinya seorang wirausahawan membutuhkan proses dan waktu agar jiwa kewirausahaan sungguh-sungguh tertanam dalam dirinya. Berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan untuk membina kewirausahaan.
1)   Membuat program kerja (perencanaan) yang jelas dan tepat.
2) Mengadakan pengorganisasian (pengaturan) dan pengawasan yang ketat terhadap faktor-faktor produksi.
3) Memberikan jaminan kesejahteraan yang memadai terhadap para karyawan agar mereka mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
3.      Perencanaan pemasaran usaha makanan internasional
Langkah awal sebelum memulai sebuah usaha makanan internasional adalah menentukan segmentasi pasar, harus jeli menciptakan inovasi menu makanan maupun minuman yang sesuai dengan segmen konsumen. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan segmentasi pasar yaitu, lokasi usaha dan harga jual.
4.      Penyusunan proposal makanan internasional
Seseorang yang akan memulai usaha makanan internasional sebaiknya membuat perencanaan yang disusun dalam sebuah proposal. Isi proposal meliputi penjelasan tentang:
a.       visi dan misi,
b.      tujuan kegiatan usaha,
c.       maksud kegiatan usaha,
d.      profil usaha makanan internasional,
e.       strategi pasar,
f.        analisis SWOT sebagai kelayakan usaha,
g.      proses produksi.
B.       Penerapan Sistem Produksi Makanan Internasional Berdasarkan Daya Dukung Daerah
1.      Pengertian dan  karakteristik makanan internasional
Makanan internasional adalah makanan yang sumber-sumber bahan makanannya beraasal dari negara tersebut dan mempunyai karakter makanan khas negara tersebut. Masakan internasional dibagi menjadi dua, yakni masakan kontinental dan makanan oriental.


a.      Masakan kontinental
Makanan kontinental merupakan makanan dari Benua Eropa dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1)  Eropa Barat (Prancis, Belgia, Swiss, Belanda, dan Jerman) memiliki selera makan yang sama. Bumbu yang sering digunakan adalah merica dan garam
2)   Eropa Timur (Chekoslovakia, Hongaria, Yugoslavia, Yunani, Romawi, dan Rumania) mempunyai selera makan yang menggunakan masakan berbumbu tajam dari rempah-rempah seperti lada.
3) Eropa Selatan (Italia, Portugal, Spanyol) selera makan pada umumnya menyukai makanan yang berbumbu atau beraroma tajam, yaitu pala, lada, dan kayu manis.
Masakan kontinental biasanya menggunakan bumbu-bumbu instan atau bumbu siap pakai berupa bumbu kering. Bumbu yang banyak digunakan orang Eropa adalah herbal dan garam, dan tidak menyukai vetsin. Teknik pengolahannya pun mudah, singkat atau cepat. Susunan makanan utama merupakan satu rangkaian yang terdiri atas protein hewani, makanan pokok, dan sayuran. Protein hewani biasanya menggunakan daging merah, makanan pokok yang digunakan adalah kentang. Porsi karbohidrat lebih sedikit daripada protein hewani, sehingga protein hewani sebagai makanan utama lebih banyak dari makanan pokok.
Susunan menu makanan kontinental kontinental terdiri dari berbagai macam makanan yang dimakan secara bergiliran disebut courses (korsis). Saat susunan makanan kontinental disusutkan menjadi empat giliran yaitu appetizer (makanan pembuka), soup (sup), main course (makanan/sajian utama), dan dessert (makanan penutup).
Menurut macamnya, jenis menu terdiri atas.
1)      Ala carte, yaitu pemesanan menu makanan menurut yang tercantum pada suatu kartu meni lengkap dengan harganya.
2)   Table D’hote, yaitu pemesanan makakan yang telah disusun lengkap menurut urutan harga.
3)      Chef recommendation atau chef suggestion, yaitu susunan menu yang dianjurkan oleh kepala dapur, dibuat lebih menarik untuk mengalihkan menu a la carte yang mungkin membosankan. Menu ini tidak tercantum dalam menu a la carte.
4) Specialite de la maison adalah susunan menu atau masakan yang menjadi keistimewaan dari suatu usaha makanan internasional hingga menjadi terkenal oleh makanan tersebut.
b.      Masakan oriental
Masakan oriental merupakan jenis masakan yang berasal dari negara kepulauan daerah Asia seperti Indonesia, Tiongkok, Jepang, India, Korea, Arab, Pakistan dan negeri timur lainnya. Masakan oriental adalah perpaduan beberapa masakan di Asia yang mudah dikenali dari tampilan, aroma, dan rasanya karena masakan oriental selalu menggunakan bumbu utama seperti bawang putih, kecap asim, kecap ikan, saus tiram, saus tomat, minyak wijen, ang chiu, dan lain-lain.
Masakan oriental selalu dihidangkan sebagai makanan pokok seperti nasi, mie, ataupun jagung, sehingga lebih banyak mengandung karbohidrat daripada protein hewani dan nabati. Masakan oriental cukup variative dalam menggunakan bahan makanan dari mulai sayur-sayuran, daging-dagingan seperti daging sapi dan daging ayam, serta berbagai seafood  yang diolah dibakar maupun digoreng.
Karakteristik masakan beberapa negara oriental beberapa negara sebagai berikut.
1)      Masakan Cina
Makanan pokok bangsa Tiongkok adalah nasi yang dihidangkan dengan lauk pauk. Sebagai pengganti nasi biasanya digunakan mie atau bihun. Bahan yang banyak dipakai untuk lauk pauk adalah daging babi, unggas, telur, dan hasil laut yang dikenal dengan seafood. Sayurannya adalah rebung, sawi, kol, kembang kol, wortel, kapri, tahu, dan jamur. Bumbu penyedap utama adalam macam-macam kecap, saos tiram, vetsin, bawang putih, minyak babi, minyak wijen, minyak kacang, dan minyak ayam. Masakan yang berkuah selalu dihidangkan dalam mangkok, dan menggunakan alat makan seperti sumpit.
Di bawah ini adalah salah satu contoh masakan cina yang terbuat dari protein nabati.

Gambar 1. Mapo Tahu (Sumber: https://www.maangchi.com/)
2)      Masakan Jepang
Masakan Jepang banyak dipengaruhi oleh masakan Cina dan Korea. Ciri khas negara ini adalah menggunakan bahan mentah ikan atau ayam sebagai hidangan yang dikenal dengan suhshi dan sashimi. Susunan makana Jepang dipengaruhi oleh susunan makanan Amerika di mana sellau dihidangkan dulu semacam selada atau sop (appetizer), kemudian makanan pokok dan dessert. Sop dihidangkan dalam mangkok Bersama sendok atau sendok bebek, kemudian menyusul hidangan lain bersama sedikit nasi yang dimakan dengan sumpit. Makanan Jepang yang terkenal antara lain sukiyaki, tempura, dan yakitori. Bumbu yang banyak dipakai antara lain bawang putih, jahe, lada, macam-macam kecap, shoyu, mirin, sake, vetsin, cuka, dan mustar. Makanan Jepang juga menggunakan berbagai macam jamur. Di bawah ini makanan Jepang yang sangat hits.

Gambar 2. Ramen dan Onigiri
3)      Masakan India, Arab, dan Pakistan
Makanan pokok bangsa Arab, India, dan Pakistan adalah nasi dan macam-macam roti yang dimakan dengan lauk pauk seperti gule dan kari. Kambing guling atau daging panggang dan kebab adalah makanan yang paling terkenal. Di India bagian utara dan Pakistan makanan pokoknya adalah sebangsa roti yang dibuat dari tepung gandum dan air tanpa ragi.  Di India selatan, makanan pokoknya adalah nasi yang dimakan dengan lauk pauk daging ayam, telur, dan hasil laut. Selain itu, digunakan juga kacang-kacangan dan chutney (selai gurih). Salah satu bumbu yang populer adalah kari. Dalam makanannya juga dipergunakan minyak samin, yaitu minyak unta untuk menggoreng atau menumis. Selain itu digunakan pula yoghurt dan kue atau manisan sebagai pencuci mulut. Berikut ini makanan yang populer di India yaitu nasi briyani.

Gambar 3. Nasi Briyani
(Sumber: shoppe.id)
4)      Masakan Filipina
Makanan pokok bangsa Filipina terdiri dari nasi yang dimakan dengan lauk pauk ikan dan merupakan perpaduan masakan Timur dan Barat. Pengaruh Amerika terutama terlihat pada makanan penutup (dessert) berupa puding, ice cream, dan buah-buahan. Masakannya pun banyak menggunakan kelapa dan santan. Bahan makanan lain yang dipakai untuk lauk pauk adalah daging babi, ayam, telur, daging sapi, dan hasil laut.

Gambar 4. Kare-kare
2.      Teknik pengolahan
a.       Teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat cooking)
Merupakan teknik pengolahan bahan makanan dengan bantuan cairan. Cairan dapat berupa kaldu (stock), air, susu, santan, dan bahan lainnya.
Tekniknya adalah sebagai berikut
1)    Teknik boiling, yaitu mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih.
2)   Teknik poaching, yaitu merebus bahan makanan di bawah titik didih dengan jumlah cairan yang terbatas pada suhu 83–95oC.
3)    Teknik braising, yaitu teknik merebus bahan makanan dengan cairan sedikit, kira-kira setengah dari jumlah bahan yang akan direbus, dan bahan yang direbus harus dipotong rapi dan sama besar.
4)   Teknik stewing (menggulai) adalah mengolah bahan makanan yang ditumis bumbunya kemudian direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api sedang. Cairan yang digunakan yaitu susu, santan, dan kaldu.
5) Teknik steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidik atau dengan cara dikukus.
6)    Teknik simmering (merebus dengan api kecil) adalah teknik memasak bahan makanan dengan saus atau bajan cair lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan di bawah titik didih dan direbus lama pada suhu 85–96oC.
7) Teknik blanching adalaj memasak makanan dengan cepat pada suhu yang tinggi menggunakan minyak panas. Tujuan blanching adalah membuang kulit atau bagian luar yang tidak diperlukan, memudahkan membuang kotoran yang melekat pada bahan, membuat tekstur bahan makanan menjadi lebih kental, dan menghentikan reaksi enzim makanan.
b.      Teknik pengolahan panas kering (dry heat cooking)
Merupakan teknik mengolah makanan tanpa bantuan cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting, baking, dan grilling.
1)  Deep frying adalah metode menggoreng dengan minyak berjumlah banyak sehingga semua bagian makanan yang digoreng terendam di dalam minyak panas.
2) Shallow frying adalah teknik memasak bahan makakan dalam jumlah kecil menggunakan sedikit lemak dalam wajan datar dengan suhu 150–170oC.
3)     Roasting adalah teknik memasak dalam oven atau pemanggang dengan menggunakan lemak atau minyak yang sedikit. Bahan makanan yang biasanua di-roasting adalah daging, unggas, dan beberapa jenis sayuran. Bahan makanan dipanggang dalam oven bersuhu 227–235oC.
4)  Baking adalah cara memasak makanan dengan menggunakan oven tanpa menggunakan minyak atau air. Teknik ini biasanya digunakan untuk memasak produk pastry dan roti.
5)    Grilling adalah proses memasak bahan makanan dengan menggunakan panas api yang tinggi dan langsung.
3.      Bahan kemas olahan makanan internasional
Kemasan adalah kegiatan penempatan produksi ke dalam wadah dengan segala jenis material lainnya yang dilakukan oleh produsen untuk disampaikan kepada konsumen. Fungsi kemasan adalah perlindungan produk  dalam sistem distribusi dan agar bertahan lama jika disimpan dalam waktu yang lama.
Persyaratan yang harus dalam fungsi kemasan adalah sebagai berikut.
a.  Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan, dan penyusunan/penumpukan.
b.      Kemampuan melindungi isinya dari berbagai resiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingim, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
c.   Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen, warna dan bentuk harus menarik perhatian konsumen.
d.   Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat, dan tempat tujuan pemesanan.
e.       Mempunyai ukuran, bentuk, dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.

Dalam rangka mememnuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat berikut.
a.       Permeable terhadap udara
b.      Bersifat nontoksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia)
c.       Kedap air (mampu menahan air atau kelembapan udara sekitar)
d.      Kuat dan tidak mudah bocor
e.       Relatif tahan terhadap panas.
f.        Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.
Cara-cara pengemasan berhubungan erat dengan kondisi produk yang dikemas serta cara transportasi. Kemasan dapat digolonglan berdasarkan beberapa hal berikut.
a.       Frekuensi pemakaian
1)   Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, dan makanan kaleng.
2)   Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip), seperti beberapa jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap.
3)   Kemasan yang tidak dibuang (semi disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah seyelah dipakai dan dapat digunakan untuk menyimpan bahan makanan lain.
b.      Struktur sistem kemas berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan.
1)      Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dan bungkus tempe).
2)  Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempem dan lain sebagainya.
3)  Kemasan tersier dan kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder, dan tersier.
c.       Sifat kekakuan bahan kemas.
1)  Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, dan foil.
2)   Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam.
3)   Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel atau kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta
d.      Sifat perlindungan terhadap lingkungan
1)   Kemasan hermetik, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.
2)   Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas, dan foil.
3)   Kemasan tahan suhu tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.
e.       Tingkat kesiapan pakai
1)     Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
2)   Wadah siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
3)      Kemasan fleksibel.
4.      Teknik pengemasan makanan internasional
Seiring dengan berkembangnya berbagai bahan untuk membuat kemasan produk makanan, sekarang ini keamanan kemasan produk mulai diperhatikan oleh konsumen. Konsumen sekarang lebih mementingkan bahan baku kemasan, keamanan dari kemasan produk yang sehat. Berikut ini adalah contoh kemasan produk makanan.



Gambar 5. Kemasan Bento



Gambar 6. Kemasan Pizza

Agar kemasan produk khususnya makanan dapat berfungsi dengan baik, maka bahan membuat kemasan produk makanan seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut.
a.       Tidak beracun.
b.      Kedap udara.
c.       Kedap air.
d.      Mudah dibuka dan ditutup.
e.       Antimikroba.
f.        Mudah dibuang.
g.      Mencegah kebocoran produk.
h.      Tidak merusak lingkungan.
i.        Cocok dengan produk yang dicegah.
j.        Memenuhi kebutuhan ukuran, berat, dan bentuk.

C.      Menghitung Titik Impas (Break Even Point) Usaha Makanan Internasional
Break Even Point adalah suatu keadaan di mana dalam suatu kegiatan usaha, seorang wirausahawan tidak mendapat untung maupun rugi atau bisa disebut impas. Dalam penentuan titik impas perlu diketahui terlebih dahulu hal-hal berikut ini agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat.
1.    Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu periode.
2.    Kapasitas produksi yang tersedia atau yang mungkin dapat ditingkatkan.
3.    Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.
Wirausahawan makanan internasional harus jeli dalam menetapkan harga jual. Perlu strategi yang jitu dalam menentukan harga jual. Ada beberapa strategi dalam menentukan harga sehingga harga yang ditawarkan bisa diterima para pembeli.
1.    Menentukan harga jual biaya produksi
Cara ini sangat mudah dan paling disenangi oleh wirausahawan, yaitu dengan menghitung berapa total biaya yang dikeluarkan ditambahkan dengan margin keuntungan yang diinginkan, maka itulah harga jual produk tersebut. Contoh, misalkan total biaya produksi adalah Rp20.000,00. Kemudian ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkan sekitar 20%, maka harga jual produk tersebut  Rp20.000,00 + (Rp20.000,00 x 20%) = Rp24.000,00

2.    Menentukan harga jual berdasarkan kompetisi
Cara kedua ini bisa dipakai oleh wirausahawan yang baru mau bergabung memulai usaha. Cara ini dilakukan dengan membandingkan harga jual kompetitor sebelum memutuskan usaha menetapkan harga jual produknya. Bisasanya harga jual priduk baru lebih murah dari produk sejenis yang telah ada sebelumnya.
3.    Menentukan harga jual berdasarkan tujuan khusus
Strategi terakhir dengan menggunakan tujuan khusus, yakni tujuan yang ingin dicapai dari harga jual tersebut. Apakah sekedar meningkatkan jumlah penjualan, mendongkrak citra produk, atau karena hal lain.
Suatu usaha dikatakan layak, jika BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat in dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini. BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung menggunakan rumus berikut.

 


 D.      Promosi Produk Hasil Usaha Makanan Internasional
Promosi adalah untuk memberitahukan, menginformasikan, menawarkan, membujuk, atau menyebarluaskan suatu produk atau jasa kepada calon konsumen dengan tujuan agar calon konsumen tersebut pada akhirnya dapat melakukan pembelian.
Untuk mengomunikasikan produk perlu disusun strategi yang disebut dengan strategi promosi yang terdiri dari empat komponen utama, yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan tatap muka
1.      Periklanam (Advertising)
Merupakan sebuah bentuk komunikasi nonpersonal yang harus memberikan imbalan/pembayaran kepada sebuah organisasi ayau dengan menggunakan media massa. Adapun media yang biasa digunakan adalah televisi, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain.
2.      Promosi penjualan (sales promotion)
Merupakan insentif jangka pendek untuk meningkatkan penjualan suatu produk atau jasa di mana diharapkan pembelian dilakukan sekarang juga. Wujud nyata kegiatan promosi penjualan misalnya adalah obral, pemberian kupon, pemberian contoh produk, dan lain-lain.
3.      Penjualan tatap muka (personal selling)
Merupakan sebuah proses dimana para pelanggan diberi informasi dan penjelasan untuk membeli produk-produk melalui komunikasi secara personal dalam suatu situasi agar pelanggan tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.
4.      Publisitas atau hubungan masyarakat
Merupakan bentuk komunikasi nonpersonal dalam bentuk berita sehubungan dengan organisasi tertentu atau tentang produk-produknya yang ditransmisi melalui perantara media massa dan tidak dipungut biaya sama sekali tetapi bukan juga cuma-cuma.
Beberapa tujuan utama mempromosikan sebuah produk, sebagai berikut.
a.       Memberikan daya tarik khusus bagi para pelanggan.
b.      Meningkatkan angka penjualan.
c.       Membangun royalitas konsumen.
Adapun beberapa manfaat dari adanya kegiatan promosi, antara lain:
a.       Mengetahui produk yang diinginkan para konsumen.
b.      Mengetahui tingkat kebutuhan konsumen akan suatu produk.
c.       Mengetahui cara pengenalan dan penyampaian produk hingga sampai ke konsumen.
d.      Mengetahui harga yang sesuai dengan kondisi pasaran.
e.       Mengetahui strategi promosi yang tepat kepada para konsumen.
f.        Mengetahui kondisi persaingan pasar dan cara mengatasinya.
g.      Menciptakan citra sebuah produk dengan adanya promosi.
Beberapa teknik promosi yang dapat dilakukan, sebagai berikut.
1.      Memberikan kupon (coupuns)
Teknik ini diberikan untuk mengurangi harga untuk pembelian produk yang dapat diselipkan pada iklan di majalah atau koran. Kupon agar efektif sebaiknya memberikan potongan harga 15% sampai 20%
2.      Price-off deals/discount (potongan harga)
Teknik ini diberikan untuk memberikan potongan harga langsung di tempat pembelian, biasanya diskon berkisar dari 10% - 25%.
3.      Premium and advertising specialities (promosi spesial)
Teknik ini dilakukan untuk memberikan harga relatif lebih rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu.
4.      Contest and sweepstakes (kontes dan undian)
Teknik promosi yang dilakukan dengan memberikan hadiah berupa tawaran kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan atau barang-barang karena membeli sesuatu. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kontes tentang membuat jingle atau logo produk makanan intenasional yang akan dibuat.
5.      Sampling and trial offers (pemberian contoh produk)
Merupakan Teknik penawaran graris untuk sejumlah produk atau jasa. Sampel itu dapat dikirim dari rumah ke rumah, dikirim lewat pos, diambil di took, disertakan pada produk lain atau dipajang dalam suatu penawaran iklan. Pemberian sampel adalah cara yang paling efektif dan paling mahal untuk memperkenalkan produk baru. Beberapa teknik yang dapat dipergunakan pada sampling, antara lain:
a.       In-store sampling, yaitu pemberian contoh produk di dalam took
b.   Door-to-door sampling, yaitu pemberian contoh produk dengan mendatangi konsumen satu per satu. Teknik ini lumayan mahal karena besarnya biaya tenaga kerja, namun lebih efektif.
c.    Mail sampling, yaitu mengirimkan contoh produk melaui jasa pos.
d.      Newspaper sampling, yaitu pengiriman contoh produk melalui surat kabar.
e.    On-package sampling, yaitu teknik dimana contoh barang disisipkan pada kemasan produk lain, sangay berguna untuk brands targeted. Contohnya pembelian makanan utama berhadiah ice cream.
f.    Mobile sampling, yaitu membawa keluar logo untuk menghiasi mal, area rekreaksi, pekan raya, dan pusat pembelajaan.
g.  Brand (product) placement adalah teknik promosi untuk mencapai pasar dengan memasukkan produk pada sebuah acara televisi atau film.
h.   Rebates (rabat/tawaran pengembalian tunai), yaitu memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi. Konsumen mengirimkan bukti pembelian tertentu kepada produsen, yang dikenal dengan pembelian beli tiga gratis satu.
i.  Frequency (countinuity) programs, yaitu teknik promosi yang mengarah kepada program-program berkelanjutan, seperti menawarkan konsumen diskon atau hadiah produk gratis untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam pembelian atau langganan dari merk atau perusahaan yang sama.
j.   Event sponsorhip, yaitu menjadi sponsor pada suatu kegiatan besar yang banyak didatangi konsumen, seperti konser musik, acara amal, dan balap mobil atau motor.  
E.       Laporan Kegiatan Usaha Makanan Internasional
Laporan adalah segala sesuatu, baik itu peristiwa ataupun kegiatan yang dilaporkan dan dapat berbentuk lisan maupun tertulis berdasarkan fakta atau peristiwa yang terjadi. Laporan kegiatan makanan internasional yang dibuat bermanfaat untuk:
1.  membantu wirausaha untuk mengembangkan usaha dan menguji strategi dan hasil yang diharapkan dari sudut pandang pihak lain (investor);
2.      membantu wirausaha untuk berpikir kritis dan objek atas bidang usaha yang akan dijalankan;
3.      sebagai alat komunikasi dalam memaparkan dan meyakinkan gagasan kepada pihak lain;
4.      membantu meningkatkan keberhasilan para wirausaha.


DAFTAR PUSTAKA
Eri Dwi Astuti. ____. Modul Pengayaan Prakarya dan Kewirausahaan Untuk SMA/MA Semester Genap. Surakarta: CV Grahadi

Makanan Tradisional Khas Kalteng yang dimodifikasi

Gambar 1. Oseng Lantar/Sulur Berbagai jenis makanan tradisional khas Kalimantan Tengah beraneka ragam, baik berbahan nabati dan hewani. Bebe...